Perubahan Sosial di Desaku Pada Masa Pandemi Covid 19

 
Assalamualaikum wr.wb.
    Perkenalkan saya Nurul Nikmah siswa SMA negeri 1 Pamotan. Pada kesempatan ini saya ingin berbagi cerita kepada pembaca blog saya tentang"Suasana  Desaku Pada Masa covid 19" saya tinggal tepatnya di Dukuh tempel RT 01 RT 02, Desa Joho, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang.
    Didesa saya memiliki satgas covid 19 yang beranggotakan diantaranya: Agung, Taris, Yamto, Tum, Bud, Zein, Aris, Leles, Dwi dan masih ada beberapa personil lainnya.
    Program covid 19 yang ada didesa saya yaitu penyemprotan disinfektan di tempat-tempat tertentu diantaranya: Rumah-rumah warga, mushola, masjid, balai desa, warung makan, warung kopi dan masih banyak lagi. Penyemprotan tersebut dilakukan selama seminggu sekali. Tetapi, seiring berjalannya waktu, sekarang penyemprotan hanya dilakukan satu bulan sekali. Selain penyemprotan disinfektan, program lainnya yaitu pembagian masker kepada warga setempat. Pembagian masker ini diberikan agar warga setempat dapat melaksanakan dan mematuhi protokol yang ditetapkan oleh pemerintah, pada saat keluar rumah atau bepergian jauh agar terhindar dari covid 19. Program terakhir adalah pembagian beberapa poster tentang covid 19 di beberapa tempat agar masyarakat dapat membaca dan berinsiatif untuk menaati protokol kesehatan karena sangat berbahaya bagi kesehatan.
    Suasana tempat tinggal di desaku setiap rumah sudah menyiapkan fasilitas cuci tangan didepan rumah masing-masing. Karena ada program juga dari pihak desa yaitu pembagian tong air mengalir berukuran sedang untuk proses cuci tangan. Agar masyarakat tidak perlu membeli tong air untuk fasilitas cuci tangan. Masyarakat hanya perlu menyediakan sabun untuk cuci tangan. Setiap rumah menyediakan fasilitas cuci tangan tidak hanya untuk satu keluarga pribadi, tetapi juga untuk umum. 
    Penggunaan masker disesaki pada masa pandemi sudah lumayan teratur, karena masyarakat sudah banyak yang antusias untuk menaati protokol kesehatan jikalau ingin pergi keluar rumah atau bepergian jauh. Tetapi masih ada juga sebagian warga yang belum bisa menaati peraturan protokol untuk memakai masker saat pergi keluar rumah karena kurangnya kesadaran diri bahwa memakai masker itu penting agar terhindar dari virus bahaya.
    Didesaku memiliki kegiatan sosial rutinan diantaranya kegiatan tahlilan yang dilakukan seminggu sekali, dan kegiatan RTnan yang dilakukan selama sebulan sekali. Kegiatan tersebut sangat rutin dilakukan karena sudah tradisi sejak dulu hingga sekarang. Masyarakat juga sudah bisa menaati protokol kesehatan yaitu dengan menggunakan masker. Pada saat memasuki tempat tahillan atau RTnan tersebut masyarakat diwajibkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu agar terhindar dari virus. Pada saat berlangsungnya kegiatan tersebut warga juga sudah berjaga jarak. Begitu juga pada saat ada seseorang yang menggelar hajatan, dan pada saat warga melaksanakan kegiatan ngelayat dirumah orang yang sudah meninggal dunia.
    Kegiatan mata pencaharian masyarakat didesaku kebanyakan yaitu bertani, mayoritas mayoritas bertani padi dan tembakau. Sebagian lainnya juga ada yang memilih untuk usaha berdagang, wirausaha, kerja di pabrik, bekerja sebagai pegawai kantor,kuli, tukang kayu, tukang batu, karena masyarakat didesaku sekarang banyak yang sedang membangun rumah. 
    Program bantuan sosial yang ada didesaku yaitu diantaranya,sebagian masyarakat mendapat voucher sembako yang diberikan selama sebulan sekali, sembako tersebut berupa beras, sayuran, buah²an dan daging ²an. Selain itu masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan sembako mendapatkan bantuan berupa uang tunai selama sebulan sekali juga. Masyarakat yang mendapat kan bantuan PKH mendapatkan keduanya yaitu voucher sembako dan uang tunai.
    Tatacara kegiatan pendidikan atau pembelajaran anak sekolah SD dilakukan dengan cara Daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). sedangkan anak sekolah paud dan TK dilakukan secara langsung tetapi hanya 2 kali dalam seminggu. Anak sekolah madrasah Diniyyah dilakukan secara langsung tetapi dengan memenuhi dan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
    Suasana pada saat kegiatan beribadah di masjid atau musholla tidak seperti biasanya karena pada saat ingin memasuki masjid harus mencuci tangan terlebih dahulu karena sudah tersedia fasilitas cuci tangan. Pada saat berlangsungnya kegiatan sholat masyarakat diwajibkan berjaga jarak antara satu sama lain. Warga yang berjamaah di masjid juga hanya sedikit.
    
   

   
1. Fenomena Adaptasi kebiasaan baru 
    Adaptasi kebiasaan baru didesa tempat tinggalku sudah lumayan terbiasa karena masyarakat sudah mulai terbiasa dengan keadaan yang seperti ini hidup dengan berdampingan bersama covid 19, karena masyarakat harus mempercayai akan adanya virus itu. Covid 19 sangat berbahaya dan masyarakat harus berjuang untuk melawan nya. Adapun kebiasaan baru yang dilakukan oleh masyarakat setempat didesaku yaitu dengan rajin cuci tangan, karena cuci tangan sangat penting untuk membasmi virus. Ketika masyarakat hendak keluar rumah harus cuci tangan. Ketika masyarakat sedang berpergian harus cuci tangan. Ketika sudah pulang dan saat masuk rumah harus mencuci tangan terlebih dahulu agar tidak membahayakan keluarga. Baju-baju , masker setelah pulang harus langsung dicuci agar kuman yang tertempel di baju-baju tersebut hilang. Selain mencuci tangan masyarakat juga  diwajibkan berjaga jarak, pada saat berkumpul dengan keluarga, tetangga , atau teman. Masyarakat juga membiasakan diri untuk setiap pagi melakukan olahraga, banyak olahraga yang dilakukan masyarakat didesaku, ada yang bersepeda, lari lari kecil, dan lainnya. Tidak lupa masyarakat juga setiap pagi menjemur diri di bawah terik matahari 5-10 menit. Masyarakat setempat juga mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi agar badan nya kuat tidak lemas.
    Masyarakat ketika berkegiatan diluar dan pada saat kembali tidak dibolehkan untuk bersentuhan langsung dengan keluarga. Masyarakat harus membiasakan diri untuk berjaga jarak. Mengurangi bersentuhan atau kontak langsung dengan orang lain.
     Adanya covid 19 berdampak langsung terhadap teknologi karena beberapa guru pegawai kantor dan lainnya memanfaatkan teknologi salah satunya handphone atau sebagai nya untuk melakukan pekerjaan langsung ataupun tidak langsung. Anak sekolah pun juga memanfaatkan teknologi handphone laptop dan lainnya untuk melakukan pembelajaran jarak jauh yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
     
2. Permasalahan sosial dalam adaptasi kebiasaan baru.
     Masalah-masalah yang dialami masyarakat setempat pada saat adaptasi kebiasaan baru salah satu nya adalah pada saat berkumpul dan pada saat bertemu harus dikurangi berjabat tangan. Padahal berjabat tangan adalah sebuah tradisi. Pada saat berkumpul di cangkruk atau angkringan masyarakat juga harus dihindari karena peraturan pemerintah dilarang berkerumun  harus ditepati. Padahal masyarakat juga butuh bersosialisasi atau sekedar berkumpul atau berbincang-bincang,Tetapi sekarang harus di hindari.
      Stay at home, work from home, sosial distancing dan physical distancing juga menimbulkan masalah pada saat masyarakat beradaptasi. Karena tidak semua masyarakat mempunyai tabungan atau cadangan uang atau cadangan bahan makanan. Yang menyebabkan masyarakat harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat juga butuh makan dan masyarakat harus mempunyai bahan makanan Yang akan dimasak yang menyebabkan masyarakat harus berbelanja di toko atau dipasar. Jika pasar ditutup maka masyarakat akan kesulitan mencari bahan makanan.
      Masyarakat yang tidak mematuhi protokol harus di himbau secara tegas untuk mengusahakan agar mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, masyarakat yang tidak mematuhi akan diperingati dan di hukum agar memiliki efek jera. Karena kecerobohan masyarakat yang tidak mematuhi protokol bisa menyebabkan bahaya terhadap orang disekitarnya.
      
3. Strategi adaptasi kebiasaan baru.
    
     Strategi Ketahanan pangan ekonomi desa harus dimulai dengan memperkuat ekonomi desa dan daerah pinggir.pemerintah mendatang perlu mengembangkan sumber daya alam maupun sumber daya manusia lokal, kebijakan yang pro terhadap petani, meningkatkan keberagaman pangan domestik dan ketahanan pangan berkelanjutan yang berorientasi nasional.
    Strategi Sanksi yang diberikan untuk masyarakat yang melanggar protokol kesehatan berupa hukuman yaitu menyebutkan Pancasila dan membersihkan sampah² yang ada disekitar.
     Strategi beradaptasi dengan kondisi covid 19 mengenai masyarakat berbelanja bahan makanan atau sandang(baju) dilakukan di toko yang tidak terlalu padat supaya dapat menghindari kerumunan. Masyarakat sebagian ada yang berbelanja online.
     Keterlibatan orang tua,saudara,tetangga juga menjadi strategi adaptasi covid 19 karena menjadi sebagai pengigat agar salah satu masyarakat didesaku tidak melanggar protokol kesehatan.




     Dapat disimpulkan hubungan antara perubahan sosial dengan adaptasi kebiasaan baru didesaku bisa dilihat dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang dulunya dilakukan tetapi sekarang harus dikurangi atau dihindari dan harus masyarakat harus bisa atau berusaha beradaptasi dengan kebiasaan baru atau peraturan baru atau protokol kesehatan yang diberlakukan oleh pemerintah. Semoga kita semua dijauhkan dari Covid 19 dan selalu berada pada lindungan Allah SWT. Sekian blog yang saya tulis. Apabila ada kesalahan kata mohon maaf yang sebesar besarnya karena saya hanya manusia biasa. Wassalamu'alaikum wr.wb.
Nama:Nurul Nikmah
Absen:25
Kelas:12ips4
PENILAIAN HARIAN BERSAMA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tumis Mlanding Khas Keluarga Siti Aisah

DAFTAR PERTANYAAN PENGAMATAN DAN WAWANCARA KELOMPOK SOSIAL BATIK TULIS SUMBER REJEKI LASEM